Posted in

Galau di Balik Lensa

Galau di Balik Lensa
Galau di Balik Lensa

Namanya Rina, seorang ibu rumah tangga berusia 30-an yang dikenal di lingkaran teman-temannya sebagai sosok yang anggun, rajin merawat diri, dan aktif di media sosial. Feed Instagram-nya penuh dengan selfie cantik dan caption-caption penuh nada galau:

“Terkadang lelah itu bukan soal fisik, tapi hati yang nggak pernah dimengerti.”
“Ada rasa yang nggak pernah sampai, meski sudah berulang kali disampaikan.”

Awalnya orang-orang cuma mengira Rina sekadar mencari perhatian kecil, wajar bagi perempuan yang seharian di rumah mengurus anak dan rumah tangga. Tapi ternyata ada yang lain.

Di antara sekian banyak like dan komentar di postingannya, masuklah sebuah DM dari lelaki bernama Raka. Raka sudah menikah juga, tapi di fotonya tampil santai dengan senyum ramah.

“Galau terus, kenapa, Mbak? 😊”

Rina membalas. Dan dari satu dua balasan, jadi panjang. Obrolan pindah ke WhatsApp. Dari sekadar basa-basi berubah jadi curhat malam hari, lalu rencana ketemuan diam-diam. Sampai akhirnya mereka benar-benar bertemu di sebuah kafe.

Raka jauh dari sosok lelaki mapan. Ia hanya seorang guru les privat dengan penghasilan pas-pasan. Tapi entah bagaimana, Rina merasa “diperhatikan” saat bersama Raka. Mereka pun semakin berani. Suatu malam, pertemuan mereka berakhir di sebuah kamar hotel.


Tapi seperti kata pepatah: bau busuk tak selamanya bisa disembunyikan. Suami Rina mulai curiga dengan gelagatnya, sampai akhirnya berhasil memergoki chat mereka.

Suatu siang, suami Rina datang ke tempat kerja Raka. Di hadapan murid-murid lesnya yang sedang menunggu giliran belajar, suami Rina menarik kerah bajunya, melabrak habis-habisan:

“Laki-laki nggak tahu diri! Udah ganggu rumah tangga orang, modal pun nggak punya! Makan, ngafe, nonton, semua istri saya yang bayarin dari uang saya! Ngerti nggak kamu?!”

Raka hanya bisa menunduk, wajahnya merah padam, tak bisa membantah. Murid-muridnya memandang dengan tatapan iba sekaligus heran.

See also  Invisible Scars, Yet I Keep Walking

Di balik semua itu, banyak orang geleng-geleng kepala. Bahkan sahabat Rina sendiri sampai berkata:

“Aku nggak habis pikir. Udah punya suami yang mapan, baik, rumah tangga terjamin. Tapi malah main api sama laki-laki kere, yang apa-apa aja dibayarin. Itu tolol namanya, bukan cinta.”

Rina tak lagi aktif di media sosial sejak hari itu. Semua selfie, semua caption galau, lenyap. Yang tersisa hanyalah pelajaran: kadang rasa sepi dan lapar perhatian bisa membuat seseorang jatuh ke dalam jebakan yang paling memalukan.


Photo by Deeksha Pahariya on Unsplash