“Tapi bagaimana bila warung tetangga yang dekat tidak ada, atau warung tetangga jualannya tidak lengkap Pak RT?” Tanya mbak Fadilah di suatu sore ketika Saya, dan beliau bertemu dengan Pak RT di kawasan komplek kami.
Mbak Nurfadilah, adalah tetangga saya. Rumah kami berada di satu jalan lurus yang sama dan berjarak selang hanya beberapa rumah. Mbak Fadilah, demikian saya menyebutnya, usianya hanya beberapa tahun lebih tua dari saya. Ia adalah seorang pegawai swasta, dan cukup ramah sebagai tetangga.
Sore itu, ketika saya dan dan Mbak Fadilah sedang duduk-duduk di depan teras rumah Mbak Fadilah, Pak RT kebetulan lewat sambil memegang spanduk yang bertuliskan ‘Ayo Berbelanja ke Warung Tetangga’. Beliau sedang berjalan kaki berkeliling di sekitar komplek untuk mencari lokasi yang bagus untuk memajang spanduk tersebut.
Idealnya, spanduk tersebut dipajang di depan warung milik warga. Namun karena di komplek kami keberadaan warung susah didapatkan, Pak RT menjadi bingung harus kemana spanduk tersebut ia tempatkan.
“Pak RT kan tahu sendiri kalau di komplek ini jarang yang punya warung. Kalau mau belanja apa-apa pasti ke Alfamart yang ada di depan sana. Habis gimana sih Pak, itu yang terdekat. Dulu yang terdekat warungnya bu Aminah, eh tapi harus tutup juga” ujar Mbak Fadilah.
Bu Aminah sendiri adalah seorang ibu paruh baya yang sempat membuka warung kecil di dekat pintu gerbang masuk komplek kami. Namun sayangnya, warung tersebut harus tutup karena alasan yang tidak kami ketahui.
“Iya itu Pak RT. Sayang sekali warungnya bu Aminah harus tutup ya” sahut saya “Tapi apakah warung bu Aminah tutup karena ada minimarket di depan itu ya? jadinya bangkrut karena kalah saing?” tanya saya dengan raut wajah prihatin.
Pak RT dengan tegas membantah pernyataan saya.
“Bukan bu Nina, bukan karena Minimarket. Jadi atap warungnya bu Aminah itu bocor. Setiap hujan selalu kebocoran. Air hujan ini lalu menimpa dagangan beliau. Kan bu Nina tahu kalau bu Aminah berjualan beras curah, tepung curah dan sebagainya. Rusaklah itu semua dagangannya. Mau renovasi tapi tak punya dana. Jadi beliau memutuskan untuk menutup warungnya” Jelas Pak RT. Saya dan Mbak Fadilah mengangguk.
“Padahal andaikan bu Aminah tahu bahwa Alfamart memiliki program yang bernama Outlet Binaan Alfamart (OBA) pasti bisnis warungnya bisa tertolong” jelas Pak RT lagi.
Saya dan Mbak Fadilah berpandangan dengan wajah bingung. OBA? apa itu OBA?
Pak RT kemudian menjelaskan bahwa OBA merupakan wujud konkret dari keinginan Alfamart untuk hidup bersama, maju bersama dengan para pedagang, toko dan warung sekitarnya. Sesuai dengan salah satu visi perusahaan, Berorientasi kepada Pemberdayaan Pengusaha Kecil.
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) menjalankan sebuah pemberdayaan warung tradisional melalui program Outlet Binaan Alfamart (OBA). Lebih dari 47 ribu member yang tergabung dalam OBA dan sekitar 1.500 warung yang di dress up.
“Di dress up maksudnya di Renovasi ya Pak?” tanya saya kepada Pak RT
“Iya bu Nina. Tapi tidak hanya sebatas pada renovasi saja. Program OBA ini cukup luas cakupannya”
Di OBA, pedagang diberikan pelatihan berupa Manajemen Ritel, Layout Barang, Pengaturan Stok, Pengelolaan Barang Dagang, hingga Manajemen Keuangan. Dengan diberikan pelatihan tersebut, pedagang diharapkan mampu Memenuhi kebutuhan barang dagangan, menumbuhkan daya saing, memberikan harga terbaik, memberikan produk dan jasa yang berkualitas sehingga pedagang bisa mengelola warung dengan baik.
“Wah keren juga program Alfamart” sahut Mbak Fadilah “Berarti warungnya bu Aminah bisa di renovasi jika bergabung ke Outlet Binaan Alfamart ya Pak RT?”
“Bisa bu. Bahkan ini juga menjawab pertanyaan Ibu tadi. Kalau warung isinya tidak lengkap bagaimana? OBA juga bisa membantu pedagang tradisional untuk menambah pasokan dagangan. Ini saya ada bawa beberapa contoh fotonya”kata Pak RT sambil menunjukkan gambar di telfon selularnya.
“Terus kenapa Alfamart harus mengadakan program OBA ini ya Pak? apa Alfamart ga takut nanti jadi banyak pesaing?” Celetuk Mbak Fadilah.
Pak RT menggeleng lalu menunjukkan spanduk yang ia pegang yang bertuliskan ‘Ayo Berbelanja ke Warung Tetangga’ “Karena ini bu” ujarnya.
Kehadiran ritel modern di masyarakat sering dianggap sebagai langkah mematikan usaha kecil, terkhusus warung tradisional. Alih-alih menolak, Alfamart mengambil langkah mendukung gerakan tersebut melalui program CSR nya dengan cara bersinergi dan memberikan stimulus positif dalam bisnis warung tradisional.
Dilansir dari jateng.tribunnews.com, per 2015 Alfamart telah melakukan pemberdayaan warung tradisional selama lebih dari 8 tahun. Anggota OBA pun telah tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Bali dan Lombok dengan jumlah anggota yang terus bertambah. Hingga Juli 2015 jumlah anggota OBA aktif mencapai 64.669 pedagang serta 273 penerima bantuan bedah warung.
“Lalu bagaimana caranya bisa menjadi Outlet Binaan Alfamart Pak?” tanya saya
“Caranya mudah bu Nina. Pemilik warung bisa datang ke Alfamart terdekat, lalu bisa mendaftarkan diri dengan cara mengisi formulir yang disiapkan perusahaan. Nanti akan diproses oleh pihak Alfamart. Setelah disetujui, pemilik warung kemudian akan mendapatkan Kartu AKU Pedagang. Manfaat kartu ini, pedagang binaan akan mendapat kepastian pasokan barang yang berkualitas dengan potongan harga khusus” Jelas Pak RT
“Wah bagus sekali program ini Pak RT. Bisa menjadi solusi untuk bu Aminah yang warungnya bocor dan perlu direnovasi” Mbak Fadilah terlihat sumringah.
“Betul sekali bu Fadilah. Karena itulah rencananya sore ini saya dan anak saya akan ke rumah beliau untuk menjelaskan program ini”kata Pak RT
“Loh? anak Bapak?”
“Iya bu, jadi anak saya itu bekerja di Alfamart. Makanya saya tahu dan bisa menjelaskan tentang OBA dengan baik hahahaha”
“oh ya pantas…” ujar saya dan Mbak Fadilah sambil tertawa senang.
Baca juga : DonasiKu Alfamart, Memberi Manfaat untuk Mereka yang Membutuhkan
Baca juga : CSR Alfamart : Berdaya dan Bermanfaat
19 Komentar. Leave new
wah keren ya program OBA nya. iya kadang kita mau belanja ke warung tetangga tapi apa yg kita cari ga ada ya mba, huhu *curhat. Dengan adanya OBA ini semoga tetangga menjadi sejahtera dan kita pun asik belanja disana karena lengkap.
Betul mbak, OBA bisa menjadi win-win solution untuk warung kecil dan Minimarket. Syukurnya Alfamart punya CSR macam ni 🙂
Mini market bukanlah saingan warung tradisional ya Mba..justru jadi partner bisnis melalui program OBA dari Alfamart..
Betul Bu Rita, senang karena Peritel besar dan kecil akhirnya bisa menemukan jalan kerjasama yg baik melalui OBA ?
Aku mau ke warung tetangga dulu ?
Keren juga alfamart. Memang perusahaan sebesar alfamart harus punya inovasi yg menarik
Betul, terbukti kehadiran Alfamart memang memberi dampak positif bagi masyarakat 🙂
Keren deh, Alfamart membantu usaha kecil untuk maju bersama
keren banget memang 😀
rumput tetangga selalu lebih hijau, hehee
Jangan pake rumput, tegel aja 😀
Semoga program OBA mampu memberikan solusi terbaik untuk masyarakat…
Aamiin 🙂
[…] tidak memiliki uang untuk merenovasi. Namun kemudian Bu Aminah mendapat bantuan melalui program Outlet Binaan Alfamart (OBA) sehingga saat ini beliau bisa menjalankan bisnis warungnya […]
[…] Posted by NinaFajriah Palembang Home Palembang DonasiKu Alfamart, Memberi Manfaat untuk Mereka yang Membutuhkan Melihat Kehidupan Bawah Laut yang Mengagumkan di SEA Aquarium Singapore Ayo Berbelanja ke Warung Tetangga! Tapi… […]
bagus banget program OBA ini .. jadi raksasa tdak mematikan yang kecil. Saya setju dengan local shop campaign ini … seharusnya warng dekat rumah saya ini ikut di bina …. terutama customer service-nya … jutek banget .. hahaha
Karena Customer Service warung deket rumah ga pernah dapet pelatihan Service Excellent mas hahahaha. Iya menurut saya program OBA ini sangat melegakan, jadi minimarket besar tetap bisa berbisnis dan warung kecil tetap bisa berkembang. 🙂
[…] Baca juga : Ayo Berbelanja ke Warung Tetangga! Tapi… […]
mantap warung tradisional juga harus terus berinovasi