Cutteristic. Tahun 2010 yg lalu, saya pernah mengukur kemampuan otak kanan dan kiri saya melalui sebuah tes yang diadakan sebuah lembaga yang berkompeten di bidang ukur mengukur kemampuan otak ini. Hasilnya tidak mengejutkan sih. karena ternyata..
saya positif punya otak.
Halah. Bukan bukan. Maksudnya saya positif memiliki kemampuan yang imbang antara otak kiri dan otak kanan. 50%right, 50%left.
Itu menjelaskan banyak hal termasuk kenapa saya mencintai matematika sekaligus musik. Mengapa saya mengerjakan matematika sambil mendengarkan musik. Di satu sisi matematika membuat otak saya sibuk berfikir, di sisi lain musik membuat otak saya tenang dalam berfikir. 😛
Tapi sekitar lima tahun belakangan saya mulai merasakan ada sesuatu yang berubah dengan otak saya.
Bukan. otak saya bukan berubah jadi otak otak,
Tapi (rasanya) keseimbangannya berubah. Saya sudah males mikir yg berat berat, tapi kalau diajak nonton ke bioskop hayuk dah paling duluan.
Penasaran, beberapa waktu yang lalu saya mengukurnya kembali dengan tools yg ada di Facebook (kurang ilmiah gimana coba) dan feeling saya terbukti.
Keseimbangan otak saya memang sudah berubah dengan kecenderungan ke kanan. 40%left;60%right; well, it must be explained some (many) things.
Saya suka liat Instagram. Saya mengikuti berbagai macam Instagram yang memuat tentang Design, warna, dan banyak hal yg unik dan menarik.
Dan dari mengikuti berbagai macam account Instagram itulah saya kemudian menemukan account dengan nama Cutteristic.
Apa itu cutteristic?? sejenis makanan kah?
Kalau dipecah, cutter : pisau kater
Ristic : sejenis seni
Cutteristic : seni dari pisau kater
(please pardon my limited vocabulary :p)
Setelah saya lihat foto foto di ignya, cutteristic ternyata merupakan seni mengukir gambar di atas kertas. Saya baru tahu, ternyata dari selembar kertas bisa diukir menjadi berbagai macam bentuk yang indah.
Lama-lama liat instagramnya kog jadi tergoda untuk nyoba sendiri. Jadilah saya menghubungi Mbak Dewi Kucu (Cutteristic Artist) untuk memberikan saya solusi bagaimana caranya saya bisa belajar dengan kondisi saya yang di Palembang. Sementara Mbak Dewi sudah banyak memberikan pelatihan tapi rata-rata lokasinya berada di pulau Jawa.
Alhamdulillah Mbak Dewi merespon dan akan mengirimkan saya starter kit Cutteristic untuk saya coba sendiri di rumah. Aseeekkk.
Next post akan saya tunjukkin bagaimana starter kitnya Cutteristic dan bagaimana saya memulai debut saya belajar cutteristic secara solo, dipandu sama Mbak Dewi secara jarak jauh. Soooo excited! nari hula hula
stay tuned for the next post, dan doain saya supaya jarinya ga pada luka kena kater pas ngerjain project pertama, hihikedip mata Adios!