Tulisan ini adalah curhat bersambung dari tulisan The story of our house
Mari kita lanjut dari paragraf terakhir ya
Namun di tengah kegelapan asa memiliki rumah yang nyaman dengan jumlah kamar yang cukup yang tampaknya sulit untuk terealisasi, kami lalu mendapatkan terang dari rumah tetangga kami sendiri…
Nah, jadi sebenernya ada apa dengan rumah tetangga, sampek bisa menjadi terang atas segala kegalauan tentang rumah yang sedang kami hadapi?
Jadi begini ceritanya…*gelar tiker
Rumah Tetangga
Jadi kami punya tetangga, pasangan muda juga yang memiliki 3 buah hati. Sekitar pasca lebaran tahun ini, sang ibu (yg rumahnya di sebelah rumah mereka) nelfon kita minta izin. Jadi urutan rumah dari kanan ke kiri yaitu rumah kami, rumah si anak (yang mau dibongkar), baru rumah ibunya si anak ini.
Beliau bilang rumah anaknya mau dibongkar. Ya sebagai tetangga yang baik, beliau mohon pemakluman karena di dalam prosesnya mungkin kita akan merasa terganggu atau gimana² jadi minta izin tetangga kanan kiri depan belakang dulu sebelumnya, termasuk kami.
Setelah lebaran 2020, pengerjaan langsung dimulai. Rumah lama mereka dirobohkan untuk mulai ngebangun lagi bangunan yg baru. Sampek sini kayagnya kami kami sama sekali nggak kepikiran untuk melakukan hal yang sama, sampai akhirnya ide itu muncul juga.
Tukang yang Profesyenel
Karena di sebelah rumah, wajar dong kalau saya jadi sering nengok-nengok ke sebelah. Keluar teras aja, udah kelihatan banget rumah sebelah. Dan dari situ saya perhatikan kok cara tukangnya kerja terlihat sangat efisien dan progressnya yang cepat. Hasil dari pekerjaan mereka pun saya suka banget. Ya meskipun baru berupa batu bata atau masang tiang pancang. Hasil pekerjaan terlihat rapi dan bagus.
Akhirnya setelah sebulan dua bulan memperhatikan, saya dan paksu memberanikan diri untuk ngajak project headnya buat ngobrol-ngobrol (ga tau apa sebutan resminya sih, yang mengepalai tukang-tukang dan mengatur semuanya. jadi kita sebut project head (PH) aja ya biar gampang hahaha)
Pas pertama kali ketemu project headnya kami langsung tertegun. Looh kok Pak PH terlihat familiar? Cerita punya cerita ternyata si PH adalah adik tingkat kita waktu kuliah dulu. Ya ampyuuun sempitnya Palembang. Dan agak salut juga sebenernya karena kami kan kuliah di Teknik Kimia, eh Pak PH malah ngambil lahan kerjanya anak Teknik Sipil ngahahaha.
Jadi gimana ya. Kayag mestakung banget. Udahlah liat tukangnya kerjanya oke, si PH adek tingkat sendiri, saya dan suami makin dan makin ngerasa : Ini semesta kayagnya beneran suruh kita ngebongkar rumah nih. Secara pas ngobrol sama adek tingkat sendiri kan berasa enak dan nyambung.
Akhirnya memang ga butuh waktu lama bagi kami untuk menimbang lalu memutuskan. Ayok lah kita beneran ngebongkar rumah demi tempat tinggal yang lebih nyaman.
Setelah ngobrol-ngobrol dengan PH, kita berencana melaksanakan pindahan bulan November 2020 untuk selanjutnya pengerjakan bebongkaran rumah dimulai.
Tentang Aset
Mbak Nina kenapa ga beli rumah satu lagi aja sih biar asetnya nambah? maksudnya dari punya satu rumah jadi dua rumah, gitu.
Jujur pertanyaan yang sama juga sempat bikin saya bimbang banget ((duh, bimbang)). Karena dana saya dan suami terbatas. Nabungnya juga udah bertahun-tahun karena tahulah ya, dana untuk rumah itu besarannya kayag gajah. Kalau punya dua rumah kan itungannya aset udah nambah. Daripada bongkar rumah yang sama, kan jadinya asetnya segitu-segitu aja? apa ga sayang duitnya?
Saking menggalaunya, saya sampek bikin pertanyaan di Quora. Berharap ada orang yang bisa menyumbangkan pendapat tentang hal tersebut. Beberapa orang menjawab pertanyaan saya, tapi saya paling suka jawaban yang ini :
Membeli rumah dan renovasi jika dihubungkan dengan aset memang harus menganalisa keuangan anda sendiri dan kebutuhan keluarga. Tapi saya akan mencoba mendukung keputusan renovasi anda seperti ini:
- Meningkatkan daya jual rumah, Karena rumah anda sangat luas (Saya heran kenapa bapaknya bilang rumah kami sangat luas.red), peningkatan harga jual tanah sangat mempengaruhi harga properti anda. Apalagi kalau semuanya sudah sertifikat hak milik. Nah, dengan merenovasi rumah anda, akan menambah lagi daya jual properti. Misalnya saja, anda renovasi terbatas: Teras, Menambah jumlah kamar, renovasi interior kitchen set, Dinding luar, maka akan meningkatkan harga jual nya nanti.
- Meningkatkan rasa nyaman, Ketika kita investasi untuk diri sendiri atau keluarga hal ini adalah investasi terbaik. Nah dengan merenovasi rumah anda dapat meningkatkan kenyamanan keluarga kalau anda tinggal di dalam nya, interior bagus, tempat tidur lebih luas, tidak ada kebocoran, nah hal ini bisa meningkatkan rasa nyaman bagi anda dan keluarga
Seluruh jawaban saya ini karena anda bertanya mengenai menambah aset ?, artinya pertimbangan anda untuk membeli rumah kedua, tapi kalau seandainya anda tadinya ingin membeli rumah yang lebih besar mungkin jawaban nya akan berbeda.
Gimana? keren kan ya jawabannya? muahahah. Jadi gini. Maksudnya Bapak di atas kalau rumah lama terus di renov, sebenernya yang punya rumah ga rugi-rugi amat. Karena aset mungkin tidak bertambah, tapi HARGA JUAL MENINGKAT.
Hal ini saya amini banget. Karena di komplek saya pasaran harga udah 800jt sampai 1M untuk rumah lama yg atap seng dan banyak kerusakannya (ukuran tanah sekitar 250 – 300m²). Jadi ya, notabene sih kita beli tanah aja karena rumahnya sangat-sangat perlu perbaikan.
Sedangkan untuk rumah-rumah yang sudah direnovasi, memang harga jualnya bisa lebih dari itu.
Jadi apakah renovasi bisa meningkatkan harga jual? cencu saja jawabannya yes.
Terus lagi, kita juga ngerasa belum ada urgensinya untuk punya dua rumah. Oke, satu buat ditinggalin, terus satunya buat apa? paling cakep sih memang untuk dikontrakkin, ya. Tapi di komplek saya ngontrakkin rumah susah lakunya, ga tau deh kenapa. Mungkin karena tarif kontrakan yang mahal dan yang laku kebanyakan kos-kosan untuk karyawan.
Ya berarti bisa dibikin kos-kosan kan, na? ya bisa banget. Tapi kos-kosan yang layak tentu butuh dana renovasi juga yang enggak sedikit (ingat rumah kami yang lama butuh banyak perbaikan). Sedangkan kami juga butuh dana untuk membeli rumah baru huhuhu. So, ngebongkar rumah yang udah ada, jadi option yang rasanya paling cocok untuk kami adopsi saat ini.
Dan kadang kami ga terlalu yakin sih, sama keputusan-keputusan kami. Tapi mudah-mudahan selama niatnya baik semoga pelaksanaannya dilancarkan aja oleh Allah SWT. Sampai akhirnya bulan November tiba dan kami benar-benar harus berpisah dengan rumah yang sudah 10 tahun kami tempati.
Untuk sementara, kami nebeng tinggal di rumah orang tua saya, karena kalau ngontrak di komplek tarifnya udah lumayan. Kan mayan duitnya buat bikin pager baru hehe. Dus ibu saya juga bilang “rumah ibu di lantai duanya kosong ngapain juga mau ngontrak. Buang-buang duit aja” *jengjeng
Jadi, demikianlah cerita perjalanan bebongkaran rumah dimulai. Awalnya sedih banget ya saying goodbye ke rumah yang sudah 10 tahun kami tempati. Tapi kalau inget-inget lagi atep sering bocor, anak-anak ga punya kamar, jadinya menguatkan diri untuk menjalaninya. Estimasi lama pengerjaan sekitar 6 bulan kurleb. Semuanya udah dipersiapkan, termasuk mengurus IMB endebra endebre untuk perizinan. Bismillah semoga dilancarkan dan jadi rumah seperti yang kami harapkan. Aamiin 🙂
To be continued,…
3 Komentar. Leave new
Masih berlanjut rupanya hahaha *penasaran
Jadi ceritanya balik sekarang balik ke Cempaka lg Na?
Iya kak, betul sekali ☺️