Jalan-jalan bersama keluarga ga harus keluar kota atau ke tempat yang mahal. Seminggu yang lalu, kami sekeluarga pergi naik LRT di Palembang.
Lha hari gini baru naik LRT na? emang setahun ini kemana aja?
Jadi begini ceritanya.
LRT Palembang diresmikan pada bulan Agustus 2018. Dan ya, saya diajak komunitas Blogger untuk membuat liputan. Namun kesempatan naik LRT pertama di Indonesia itu saya lewatkan, karena waktu itu saya hamil 9 bulan dan diharuskan bed rest.
Keluar halaman rumah aja ngeri, yekan. Apalagi mau liputan naek kereta baru. Akhirnya dengan berat hati saya melewatkan kesempatan itu.
Baca : Hamil Anak Ketiga : The Journey
Waktu bergulir, saya sibuk dengan bayi, sibuk dengan urusan rumah tangga, tau-tau setahun lebih sudah berlalu. Entah kenapa seminggu yang lalu saya terpikir kepingin naik LRT.
Ya kalik, setahun udah lewat dan masih ada aja orang Palembang yang belum icip-icip naik LRT wkwkwk.
Ketika saya sampaikan pada suami dan anak-anak, eh mereka pada excited. Jadilah off we went naik LRT Palembang!
Naik LRT
Jalur kereta layang LRT Palembang membentang dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin hingga Jakabaring sepanjang 23,4 kilometer. LRT memiliki 13 stasiun dan 1 depot. Hari Sabtu kemarin, kami memutuskan naik dari stasiun LRT Bumi Sriwijaya.
Kenapa stasiun Bumi Sriwijaya? apa karena dekat dengan rumah?
Enggak juga. Kami naik dari sana karena dekat dengan mal favorit kami, Palembang Icon, ngahaha.
Jadi maksudnya, kami mau naik dari stasiun Bumi Sriwijaya ke Stasiun Jakabaring; dari Jakabaring balik lagi ke Bumi Sriwijaya. Pulangnya mau mampir ke Palembang Icon terus makan Burger King! 😀
Stasiun Bumi Sriwijaya
Stasiun Bumi Sriwijaya berada di Jl.Angkatan 45 Palembang, dekat dengan mal Palembang Icon. Karena LRT adalah kereta layang, maka stasiun kereta terletak di atas.
Tapi jangan khawatir karena di stasiun terdapat tangga, eskalator dan lift. Untuk anda yang disable atau seperti kami yang membawa stroller sebaiknya naik lift saja.
Di bagian tangga menuju ke atas, stasiun LRT Palembang sudah memberikan kesan yang baik sekali. Tempatnya terlihat bersih dan eye catching dengan warna ungu yang menarik.
View this post on Instagram
Ketika sampai di atas, suasananya cukup lengang. Kami pikir wajar karena itu hari Sabtu, dimana orang-orang banyak yang libur dari aktivitas bekerja dan sekolah. Setelah itu kami langsung menuju ticket counter untuk membeli tiket secara manual.
Kenapa manual sih? kenapa ga pakai uang elektronik aja? Alasannya untuk pengalaman pertama ini kami ingin coba secara manual, jadi beli tiketnya secara cash saja. Kan kami cinta Rupiah, hehehehehe
Karena kami menuju stasiun Jakabaring, kami dikenakan tiket Rp.5000/orang. Tarifnya berbeda untuk Anda yang ingin ke Bandara yaitu Rp.10.000/orang. Karena kami ber 5, kami diharuskan membayar Rp.20.000 sekali jalan.
Lho, kenapa tidak 25 ribu? ini karena untuk anak-anak yang tingginya di bawah 90cm masih gratis. Jadi Saya, suami, abang dan kakak membayar; sedangkan adek (14 bulan) gratis.
Setelah membeli tiket, kami dipersilahkan menuju ke ruang tunggu. Untuk masuk ke ruang tunggu, tiket yang sudah dibeli di scan terlebih dahulu. Tenang, di pintu ruang tunggu ada petugas yang standby. Jadi kalau anda kesulitan melakukan scan, mereka akan membantu.
Karena adek menggunakan stroller, adek boleh lewat pintu samping yang dibuka tutup dan dijaga oleh petugas. Tapi tiket tetap harus di scan di pintu masuk.
Baca juga : Hore! Store HokBen ke-154 Buka di Palembang!
Menunggu LRT
Di ruang tunggu stasiun terdapat lift, tangga dan eskalator. Karena baru pertama kali, saya dan suami langsung bergegas naik lift untuk naik ke atas. Melihat kami naik lift beberapa petugas langsung menegur kami. Ternyata hal ini tidak boleh dilakukan.
Jadi, kita harus menunggu di ruang tunggu hingga ada pengumuman kapan kereta akan datang, baru boleh naik ke atas. Howalah maafkan kami Pak, kami belum tau huhuhu
Saya juga memperhatikan fasilitas apa lagi yang tersedia selagi kita menunggu. Ternyata disediakan juga Toilet, Musholla, Ruang Kesehatan dan Ruang Menyusui.
Dilansir dari detik.com, normalnya waktu tunggu LRT 18 menit, dengan total perjalanan dari stasiun awal ke stasiun akhir adalah 47 menit.
Namun kemarin kami hanya menunggu sekitar 10 menit, sebelum ada pengumuman bergaung. Lalu kami baru diperbolehkan naik ke atas karena kereta LRT yang akan kami naiki sebentar lagi akan tiba di stasiun.
Setibanya di atas, ramai orang sudah menunggu. Tak lama kemudian LRT tiba. Kami kaget. Ternyata di dalam LRT padat sekali, saya bilang dengan suami dan anak-anak : siap-siap kita harus berdiri!
Benar saja. Ketika masuk LRT kami harus berdiri. Untungnya adek duduk di stroller jadi no problemo. Saya dan suami kaget sih, di luar ekspektasi. Karena di stasiun lengang, di dalam LRT kok ya rame sekali.
Baca juga : Tempat Main Anak di Palembang : Loft Palembang Indah Mall
Di Dalam LRT
Kesan yang saya dapatkan ketika masuk LRT adalah nyaman, bersih dan dingin. Bener lho, meskipun saya berdiri tapi kesan yang saya dapatkan seperti itu. Hebat yah hehehe. Kira-kira berapa kapasitasnya?
Setiap rangkaian kereta LRT mampu mengangkut hingga 722 penumpang: 231 penumpang di gerbong pertama dan ketiga, dan 260 orang di gerbong kedua. Sementara, kapasitas tempat duduk sebanyak 78 penumpang. Panjang setiap rangkaian kereta dengan tiga gerbong sepanjang 51800 milimeter (169,9 ft)
Hari itu, saya memperhatikan banyak penumpang dari segala range usia. Ada anak-anak yang baru pulang dari sekolah (iya, di Palembang masih banyak sekolah yang beroperasional di hari Sabtu). Ada anak-anak SMP yang akan/pulang dari main bola, ada ibu-ibu, ada bapak-bapak, ada satu keluarga (yang kayagnya seperti kami juga jalan-jalan naik LRT), ada yang sepertinya habis dari Bandara karena ada koper di sampingnya.
Pokoknya seru dan terlihat senang. Seru karena bisa melihat Palembang dari atas kereta layang. Senang karena bisa naik moda transportasi yang sangat layak : bersih, terang, adem. Adek aja no complain selama perjalanan. Karena dingin kan ya. Jadi anak-anak ga mudah rewel.
Selang beberapa Stasiun, beberapa orang turun dan akhirnya kami bisa duduk hingga sampai di Stasiun Jakabaring.
Ganti Stasiun
View this post on Instagram
Setelah melewati 5 stasiun, LRT pun melaju pelan seiring tiba di stasiun Jakabaring. Kami pun turun setelah LRT berhenti dan membuka pintunya. Penumpang yang baru turun kereta dipersilahkan turun ke ruang tunggu di bawah. Kamipun turun naik lift.
Tapi kemudian ada sedikit kebingungan. Suami bertanya-tanya
Haruskah kita beli tiket lagi menuju stasiun Bumi Sriwijaya? atau bisa langsung ganti peron tanpa membayar lagi? karena kita kan ga keluar dari stasiun…
Tak lama kemudian ada petugas yang menghampiri. Mungkin karena wajah bingung kami terlihat jelas, jadi beliau punya inisiatif untuk menyapa.
Dari beliau kami mendapat informasi bahwa meskipun kami tidak keluar dari stasiun, namun ketika mengganti tujuan, kami tetap harus membeli tiket kembali.
Akhirnya suami keluar ruang tunggu, membeli 4 tiket, lalu masuk lagi ke dalam ruang tunggu.
Tak lama kemudian pengumuman berkumandang kamipun langsung naik ke atas. Beberapa menit menunggu di atas, kereta datang dan kami naik LRT lagi dari Jakabaring ke Bumi Sriwijaya.
Sampai di Stasiun Bumi Sriwijaya kamipun turun, keluar stasiun, dan mampir di Palembang Icon untuk makan siang di Burger King! yay!
Kesimpulan
It’s a wrap! kalau dihitung-hitung perjalanan kami melewati 5 stasiun, menunggu di ruang tunggu stasiun dan kembali lagi ke titik awal sekitar 90 menit pulang pergi. Dan menurut saya waktunya masih ideal, ya. Nggak kelamaan dan nggak terlalu sebentar juga.
Dari semua hal, saya sangat puas dengan kebersihan, pelayanan, dan rasa peduli para petugasnya. Yang masih kurang mungkin suasana di ruang tunggu yang agak panas, ya. Makanya lega ketika masuk LRT karena di dalam kereta suasananya lebih dingin.
Saya sangat merekomendasikan Anda nyobain naik LRT. Apalagi jika menuju dan ke Bandara. Kalau lewat jalan biasa Palembang terkadang macetnya suka tak terduga. Kalau lewat LRT kan no worry ya, karena bebas hambatan.
Kesimpulannya saya sebagai warga Palembang senang sekali Palembang punya LRT. Dan semoga bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh warga.
Dan bantu untuk menjaganya dong, plis. Jangan mudah merusak fasilitas umum, buang sampah sembarangan dsb, dsb. Karena kalau LRTnya bersih dan nyaman, kan kita juga yang bangga dan puas makenya.
Nah kalau Anda, sudah pernah naik LRT belum?
3 Komentar. Leave new
Medan
Kalah deh haha
Biasanya apa2 Medan duluan ya 😀
[…] Baca juga : Pengalaman Pertama Naik LRT di Palembang […]