Penuhi 5C Analisa Kredit agar mudah mendapatkan modal usaha. Andi dan Yanto adalah dua sahabat yang sama-sama memiliki usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di kota mereka. Seiring berjalannya waktu, usaha mereka pun berkembang sehingga mereka perlu tambahan modal. Merekapun memikirkan beberapa cara mendapatkan modal usaha. Salah satunya dengan mengajukan pinjaman ke Bank.
Untuk itu, semua persyaratan untuk pengajuan telah mereka siapkan. Tak lama Account Officer bank pun datang dan melakukan survei ke tempat usaha mereka. Selang dua minggu kemudian, keduanya mendapatkan kabar baik sekaligus kabar buruk.
Prinsip 5C Analisa Pemberian Kredit
Kabar baiknya, pengajuan pinjaman Andi diterima oleh pihak bank. Sedangkan kabar buruknya, permintaan kredit Yanto ditolak karena agunan yang tak mumpuni. Hal ini membuat Yanto sedikit sedih “Apakah sebegitu pentingnya agunan untuk mengajukan pinjaman?”
Yang perlu Yanto pahami adalah, tidak semua permintaan pinjaman yang kita ajukan ke bank atau ke lembaga pembiayaan lainnya pasti akan diterima. Selain itu, keberadaan agunan yang cukup, adalah salah satu poin dalam 5C analisa kredit agar mudah mendapatkan modal usaha. Kelima prinsip ini terdiri dari Character (karakter), Capacity (kapasitas), Capital (modal), Conditions (kondisi), dan Collateral (agunan).
Character (Karakter)
Menurut Morgan Housel dalam bukunya The Psychology of Money, bagaimana cara kita memperlakukan uang tidak selalu terkait dengan ilmu pengetahuan yang kita miliki tentang uang. Melainkan lebih erat terkait dengan cara kita bersikap terhadap uang. Dan sikap (karakter) adalah sesuatu yang sulit untuk diajarkan – bahkan ke orang yang pintar sekalipun.
Doing well with money isn’t necessarily about what you know. It’s about how you behave. And behavior is hard to teach, even to really smart people. – The Psychology of Money, Morgan Housel.
Lalu bagaimana para analis kredit bisa mengetahui karakter kita bila kita sebelumnya tidak kenal dengan analis kredit tersebut? disinilah SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan) OJK berperan.
SLIK OJK yang sebelumnya bernama Sistem Informasi Debitur (SID) atau yang lebih familiar dengan BI Checking, berisikan catatan informasi riwayat debitur bank dan lembaga keuangan lainnya.
Jadi jika kita memiliki pinjaman di bank atau di lembaga keuangan lainnya, riwayat kita dalam membayar pinjaman dari waktu ke waktu, terekam dengan baik dan akurat di dalam SLIK OJK.
Kolektibilitas Kredit
Sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 40/POJK.03/2019 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum, ada 5 kolektibilitas kredit yang diberikan, yaitu :
Kolektibilitas 1: Lancar, apabila debitur selalu membayar pokok dan bunga tepat waktu. Perkembangan rekening baik, tidak ada tunggakan, serta sesuai dengan persyaratan kredit.
Kolektibilitas 2: Dalam Perhatian Khusus, apabila debitur menunggak pembayaran pokok dan/atau bunga antara 1-90 hari.
Kolektibilitas 3: Kurang Lancar, apabila debitur menunggak pembayaran pokok dan/atau bunga antara 91-120 hari.
Kolektibilitas 4: Diragukan, apabila debitur menunggak pembayaran pokok dan/atau bunga antara 121-180 hari.
Kolektibilitas 5: Macet, apabila debitur menunggak pembayaran pokok dan/atau bunga lebih dari 180 hari.
Penilaian karakter calon debitur dapat dilihat dari nilai kolektibilitas yang terekam di dalam SLIK. Jika rekam jejak kita tergelincir ke 2,3,4, bahkan 5, maka kemungkinan besar analis kredit akan berpikir ulang untuk meneruskan permintaan pinjaman yang kita ajukan.
Bank juga menerapkan prinsip kehati-hatian agar tidak memberikan pinjaman ke seseorang yang karakternya terhadap uang diragukan. Sama seperti kita. Jika ada seorang teman yang punya reputasi ‘rajin minjam lalu amnesia’ kita juga pasti enggan untuk meminjamkan uang kepada ybs, bukan?
Capacity (Kapasitas)
Kapasitas terkait tiga hal utama yaitu Kapasitas Manajerial, Kapasitas Keuangan, serta Kapasitas Teknis yang kita miliki. Kapasitas Manajerial terkait dengan pengalaman serta kemampuan kita mengembangkan usaha tersebut.
Kapasitas keuangan terkait kemampuan kita dalam mengelola keuangan perusahaan. Apakah keuangan yang kita miliki cukup lancar untuk mengembalikan dana pinjaman dari bank atau perusahaan keuangan lainnya? Untuk hal tersebut, bank mungkin akan meminta kita untuk menyerahkan laporan keuangan secara rutin.
Selanjutnya adalah kapasitas teknis yang usaha kita miliki. Hal ini terkait dengan mesin-mesin, peralatan, ketersediaan bahan baku, kontrak jangka panjang dan lainnya. Semakin sustain secara teknis, menjadi rekomendasi positif pinjaman kita untuk disetujui.
Capital (Keuangan)
Berdasarkan capital, analis kredit akan memperhitungkan tingkat risiko yang siap ditanggung oleh calon debitur. Hal ini diukur dari tingkat kecukupan modal, kemampuan membayar utang, DER (Debt to Equity Ratio) dan beberapa faktor lainnya.
Dalam hal ini bank atau lembaga pembiayaan lainnya memiliki batas toleransi terhadap modal usaha yang dimiliki dan kaitannya dengan jumlah pinjaman yang diajukan.
Conditions (Kondisi)
Kondisi adalah keadaan bisnis tersebut saat ini dan prospeknya dimasa yang akan datang. Analis Kredit juga akan memperhatikan kondisi usaha secara mikro dan kondisi ekonomi secara makro.
Hal ini juga berhubungan dengan regulasi, nilai tukar, suku bunga, regulasi internasional (untuk industri ekspor dan impor) serta persaingan industri serupa.
Sebagai contoh, pada tahun 90-an industri tembakau mungkin sedang dalam masa keemasannya. Usaha dengan industri tersebut maju pesat dan mencetak profit yang signifikan. Namun saat ini, berbagai kebijakan pemerintah membatasi pergerakan bisnis tersebut. Maka ini pun menjadi pertimbangan bagi analis kredit.
Apakah kondisi saat ini dan akan datang bisa mendukung usaha tersebut tetap berjalan dengan lancar? karena pihak pemberi kredit sebisa mungkin menghindari kemungkinan gagal bayar di kemudian hari.
Baca juga : Tertarik Menjadi Full Time Freelancer? Baca Dulu 10 Tips Berikut yuk!
Collateral (Agunan)
Poin terakhir penuhi 5C Analisa Kredit agar mudah mendapatkan modal usaha adalah Collateral. Collateral atau agunan adalah jaminan yang disediakan oleh calon debitur kepada pihak bank atau lembaga pembiayaan yang nilainya cukup. Pada umumnya sebagai modal usaha, calon debitur akan memberikan agunan berupa tanah, bangunan atau agunan lain yang nilainya sebanding dengan jumlah pinjaman yang diberikan.
Secara psikologis, collateral adalah salah satu bentuk nyata keseriusan calon debitur untuk menjalankan usaha dan membayar kewajiban pinjaman. Jika seandainya terjadi hal yang tidak diinginkan, bank akan mengambil collateral tersebut untuk mengganti pinjaman yang menunggak.
Sayangnya, tidak semua pelaku UMKM memiliki agunan yang mumpuni untuk bisa mengajukan pinjaman di Bank. Namun saat ini ada alternatif pembiayaan yang lebih mudah diakses oleh pelaku UMKM melalui platform digital.
Pendanaan Online dengan Modalku.co.id
Andi kemudian memberikan insight kepada Yanto “Sekarang jamannya sudah berbeda, To. Dulu, kita mungkin hanya mengandalkan bank untuk pembiayaan. Namun sekarang seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, kita juga memiliki alternatif lembaga pembiayaan lainnya melalui pendanaan online. Salah satunya adalah dengan Modalku”
Modalku adalah platform pendanaan online bagi UMKM Indonesia yang menghubungkan UMKM berpotensi dan pemberi modal. Di Modalku.co.id kita bisa mendapatkan bunga menarik dengan risiko terkendali. Proses dilakukan secara online dengan jumlah pendanaan yang bervariasi.
“Lalu bagaimana dengan agunan ya Ndi? pengajuanku kemarin ditolak karena agunan tidak memadai”
Di modalku.co.id terdapat pinjaman bisnis tanpa agunan yang menyediakan plafond hingga 2 miliar. Bahkan ada empat alasan mengapa pebisnis UMKM perlu mempertimbangkan modalku sebagai alternatif pembiayaan, yaitu :
- Pengajuan pinjaman bisnis dilakukan secara online
- Pinjaman online untuk bisnis ini aman, berizin dan diawasi OJK
- Waktu pinjaman dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis kita
- Tanpa agunan
“Jadi gimana, tertarik buat mencoba?” tanya Andi dengan senyum lebar
“Ya tentu aja tertarik, dong. Semoga kali ini pengajuan pinjamanku disetujui ya di Modalku!” jawab Yanto dengan semangat.