Disclaimer : all the pictures below are personal courtesy, unless stated otherwise. Dilarang mengambil foto tanpa izin dari penulis. Taken pictures without writer permittion is forbidden.
Here is the thing : Spend your leisure time to watch this Ramayana Ballet at Prambanan when you visiting Yogyakarta. You won’t feel regret even a bit.
At least itu yang saya rasakan sehabis menonton sendratari Ramayana di komplek candi Prambanan.
Sudah tiba di lokasi jam setengah enam sore, saya dan rombongan kantor langsung menuju restoran untuk bersiap-siap menikmati makan malam. Seusai menikmati salat maghrib dan makan malam, jam setengah delapan malam kami mulai bergerak ke arah pintu masuk tempat pertunjukan sendra tari Ramayana.
Lihat tiketnya ya. Mirip bioskop, di tiket sendratari ini juga tertera dimana tempat duduk kita nantinya. Kebetulan kantor saya sudah membelikan tiket khusus untuk semua peserta, jadi kami mendapatkan tempat duduk persis didepan panggung dan menghadap megahnya Candi Prambanan.
Bedanya tempat duduk khusus, vip dengan non vip apa?
Tempat duduk VIP dan Khusus berada di depan panggung, sehingga kita menonton dari depan; sedangkan tempat duduk non-vip dan non-khusus berada di samping kiri dan kanan panggung.
Tempat duduk VIP mendapatkan souvenir dan soft drink. Sedangkan tempat duduk khusus mendapatkan soft drink dengan menukarkan tiket soft drink di sebelah kiri pintu masuk sebelum pertunjukan berlangsung.
SINOPSIS SENDRATARI RAMAYANA PRAMBANAN
Jam setengah delapan pertunjukan dimulai. Dikutip dari borobudur sunrise dot net, cerita Ramayana Ballet atau Sendratari Ramayana diawali dengan kemenangan Rama dari Ayodya dalam sayembara untuk mendapatkan Shinta. Setelah memenangkan sayembara tersebut, Rama, Leksmana dan Shinta mengembara di hutan Dandaka.
Dihutan Dandaka, Rahwana menculik Shinta dan dibawa ke Alengka. Untuk merebut kembali Shinta, Rama dibantu oleh Hanoman dan pasukan kera membangun jembatan menuju kerajaan Alengka untuk membebaskan Shinta. Terjadilah pertempuran besar antara kerajaan Alengka melawan Ayodya. Pasukan kera melawan para raksasa yang menjaga kerajaan Alengka.
Cerita ini diakhiri dengan kematian Rahwana oleh panah milik Rama dan bertemunya kembali Rama dan istrinya Shinta. Namun Rama menolak Shinta karena meragukan kesucian Shinta. kemudian Shinta membakar diri untuk membuktikan kesucian dirinya. Shinta terselamatkan dari api dan hal tersebut membuktikan bahwa Shinta masih suci. Akhirnya Rama dan Shinta bersatu kembali.
Saran buat yang pingin ke sendratari Ramayana :
- Sebelum pertunjukan jangan lupa makan malam dulu karena pertunjukkannya lumayan lama.
- karena pertunjukkannya di ruang terbuka, siapkan dua hal : (1)Sweater in case kalau udara jadi dingin (2)kipas in case kalau cuaca jadi panas. Kebetulan ketika saya menonton kemarin cuacanya panas, mana ga bawa kipas, alhasil nontonnya sambil keringetan rek 😀
- Bawa anak-anak oke ga? lihat dulu kebiasaan anaknya. Kalau si anak punya kebiasaan anteng dan betah duduk berlama-lama oke; kalau anaknya ga betah duduk lama sepertinya bikin orang tua ga khusuk nonton sendratarinya, kan sayang. Kalau saya pribadi mending menunda dulu untuk ajak RFI dan RFA kesini, karena pasti percuma. Duduk setengah jam itu si RFA pasti udah merengek minta pulang. Maybe ketika mereka SMP atau SMA baru saya ajak mereka kesini (aamiin)
- Bawa snack dan payung bila perlu.
Tanpa terasa, pertunjukkan berakhir kurang lebih pukul 22.00. Meskipun bahasa yang digunakan sepenuhnya adalah Bahasa Jawa dan bikin saya roaming buffering tapi Alhamdulillah saya bisa menikmati banget-banget ceritanya.
Malahan saya merasa sangat kagum dan bangga di saat yang bersamaan.
Kagum karena sendratari Ramayana dipertunjukkan dengan begitu indah oleh penari-penari yang professional, bangga karena Indonesia memang negara yang kaya akan budayanya yang one-of-a-kind dan sudah semestinya dijaga dan (sering-sering) juga ditunjukkan dalam bentuk sendratari semacam ini. Belum lagi view Candi Prambanan di waktu malam yang menjadi latar belakang sendratari ini; whoa…it was magnificent!
Rasa senang saya juga menyelinap ketika melihat wajah sumringah beberapa wisatawan LN yang hadir menonton pertunjukkan sendratari ini, wah rasanya saya kayag anak kecil yang seneng karena bisa pamer sesuatu ke mereka 😀
Nah demikianlah pengalaman saya menonton Sendratari Ramayana di Yogyakarta. Kalau kamu ke Yogya, jangan lupa nonton juga ya 🙂
10 Komentar. Leave new
Wah, ceritanya berseri nih. Kalo cuma nonton satu aja apa gak buffering juga mbak sama ceritanya? 😀
tapi keren, dan bikin pengen nonton.
Ah aku memang sepanjang nonton Buffering sih. Cuma karena gerakan penarinya dan Prambanannya bagus jadi tetep terkesan meski ga ngerti bahasanya. (terus tetep Baper pula sampe sekarang. Kalau ke Yogya wajib Nonton Al 🙂
[…] Buku Nasional itu sebenernya kemarin, tanggal 17 Mei. Tapi kemarin saya lupa; malah posting tentang Sendratari Ramayana saking baper sama […]
background candi prambanan-nya bikin tambah ajibb.
dulu sempet mau nonton .. tapi tidak jadi .. hikss
View Prambanannya memang magnificent Mas ? a must see kalau next time mas ke Yogya ?
setiap kapan ini di selengarakan tarian ini, pingin sekali menontonya
Mas Surya, bisa menghubungi nomor telefon yang ada di Banner untuk info lebih lanjut ya
Jogja penuh dengan seni budaya, kota ramah dan nyaman
Jogja kota heritage 🙂
[…] Buku Nasional itu sebenernya kemarin, tanggal 17 Mei. Tapi kemarin saya lupa; malah posting tentang Sendratari Ramayana saking baper sama […]