Disclaimer : Tidak ada yang abadi di dunia; bahkan restoran dengan rasa paling enak pun bisa berubah. Saya menulis berdasarkan apa yang saya temui pada tanggal tertera.
Ada waktunya ketika saya benar-benar kepingin makan steak.
Gampang dong, tinggal lompat ke restoran steak terdekat?
Iya sih, tapi sejauh ini belum ketemu steak yang bener bener enak di Palembang : Steak yang benar-benar dari daging utuh, tanpa ada celupan tepung, misalnya. Atau steak yang juicy, yang kalau kita potong masih meleleh semua bumbu panggangnya. Atau steak yang kita bisa milih mau rare, medium rare atau well done dan rasanya tetap enak.
Jadi rasanya masih jauh dari harap kalau di Palembang ada steak seenak dan semurah De Javan steak yang ada di Bandung dengan score 9,99 😀
Jadi ceritanya suatu hari saya pergi makan siang dengan teman-teman kantor pas banget disaat saya ingin makan steak.
kita makan di Restoran New Town Kopitiam Palembang.
Dari luar si New Town Kopitiam ini ga terkesan ekslusif, tapi dominasi ornamen kayu membuat restoran ini terasa nyaman, apalgi buat ngopi-ngopi cantik sambil curhat sama teman-misalnya.
Saya dan teman-teman kantor memilih duduk di luar mumpung hari ga begitu panas dan kita memang sudah bosen terkungkung sama dinginnya AC kantor.
Karena sudah niat mau makan steak, akhirnya saya pesan Sirloin Steak dengan barbeque sauce.
Ketika si steak ini dateng saya sedikit kecewa. Kecil ya potongannya? dan ga diatas hot plate.dan ga ada sauce berbeque yang disediakan buat nambah. seolah olah si steak bilang : “Yaaaa cukup-cukupin dengan apa yang dihidangin daaah”
Dengan hati agak underestimate sama penampilannya, saya langsung memulai mengiris dagingnya. toh kalaupun rasanya ga enak bisa jadi pengalaman, ya gak?
saya iris dagingnya, jangan lupa berbeque saucenya, dan….
ternyata enak!!
mata saya langsung membesar seolah mau ngomong sama teman-teman “eh gile, steaknya ternyata enak lho!”
kalau dalam penilaian, saya bisa kasih nilai 8,5!
meskipun potongan dagingnya ga terlalu lebar, tapi sirloinnya sangat padat dan tebal.
ini terasa ketika dikunyah, bener-benar terasa dagingnya. Dan juicy juga.
ketika diiris sudah berasa sik juicynya, dan juicy nya berasa sampai ke lidah.
[Baca Juga : Lala’s Steak Palembang]
Mungkin karena dagingnya tebal dan padat, saya merasa kenyang setelah makan steak ini. Hilanglah sudah semua anggapan underestimate yang muncul ketika steak ini datang.
Cuma ada satu saran untuk restoran agar penyajian steaknya lebih nyaman : Pisaunya jangan pake pisau mentega atau pisau roti. Pakailah pisau steak beneran. Karena dengan daging setebal itu, butuh waktu buat ngiris-ngiris pake pisau yang notabene sama sekali ga tajam.
Saya ga sempat foto makanan teman-teman lainnya, cuma dengar cerita kalau makanan yang mereka pesan enak semua rasanya.
Dan yang pasti kita semua setuju kalau someday, kita bakal balik lagi makan di New Town Kopi Tiam 🙂