Buku ini hadir bulan Januari lalu, bertepatan dengan dua bulan masa kehamilan saya.
Maka, sembari menahan derasnya efek hormon Estrogen yang mengalir di tubuh (yang akrab dikenal sebagai masa mual-muntah ceria), saya mulai membuka lembar demi lembar Buku Jungkir Balik Dunia Bankir : Curhat Gokil Mantan Teller Bank.
Membuka lembar pertamanya saja sudah sukses melemparkan ingatan saya kembali ke masa-masa dimana saya sendiri berprofesi sebagai seorang Teller di sebuah Bank BUMN yang katanya sih punya rakyat.
Yang menyenangkan adalah karena, buku ini ditulis oleh teman saya sendiri yang juga seorang Blogger : Haryadi Yansyah atau yang dikenal dengan panggilan Omnduut.
Terbiasa membaca tulisan-tulisan Omnduut membuat saya yakin bahwa buku ini bisa menghibur saya; layaknya tulisan-tulisan lain darinya yang telah familar di benak saya. Buku ini juga resmi menjadi buku pertama yang saya baca di tahun 2018, berikut adalah overviewnya 🙂
Curcol Sejenak
Jadi dulu ketika saya masih SMU dan awam dengan dunia perbankan, melihat Teller di depan tunebank (meja di depan teller bank yang terbuat dari marmer), sukses memberikan saya beberapa kesan tersendiri.
Yang pertama mbak masnya itu cantik-cantik dan ganteng-ganteng.
Coba deh bayangkeun. Saya panas-panas dari luar, seketika masuk bank langsung seger dan adem melihat pegawainya yang kece-kece dan wangi.
Meski tidak menampik bahwa rasa ademnya ini mungkin karena efek AC di banking hall aja sih, hehe.
Kedua, mbak masnya itu tinggi-tinggi sekali (dibandingkeun dengan saya), sampek penasaran dulu mereka kecil makannya apa, kira-kira kalau kebanyakan makan pempek seperti saya ini bisa ndak tinggi semampai seperti mereka.
Ketiga, cara mereka menghitung uang itu kok kayaknya enak sekali. Sret-sret-sret, selesai. Atau kalau uang gepok banyak langsung dimasukkan ke mesin hitung uang. Beres. Praktis sekali bukan?
Kesimpulan saya ketika itu adalah : menjadi pegawai Bank itu keren (dengan gaji yang saya yakin juga keren) sehingga saya bertekad – dengan gaya kera sakti dan telunjuk menunjuk ke atas – bahwa ketika tamat sekolah saya juga mau jadi Pegawai Bank, Jendral!!!
Beberapa tahun kemudian semestakung dan saya benar-benar menjadi Pegawai Bank.
Saya ditempatkan di sebuah kantor unit Bank yang Katanya Punya Rakyat – di sebuah Kabupaten di Provinsi Jambi.
Sebagai Bankir Junior, skill dasar yang harus dipahami adalah menjadi seorang Teller.
Teringat kali pertama saya bertugas menjadi Teller.
Saya menghitung uang sejumlah seratus juta, setoran dari sebuah spbu di desa.
Melihat petugas SPBU mengeluarkan uang dari kantong kresek hitam, keringat saya menetes.
Memegang uangnya, membuat saya gemetar.
Menghitungnya membuat kaki saya lemas, tangan lunglai, otak menghitung tak karuan.
Saya salah berkali-kali.
Saya mengulang menghitung berkali-kali.
Rasanya pernah belajar matematika hingga kalkulus IV menjadi tak berarti; jika menghitung uang gepokan saja rasanya kayak mau ditelan bumi.
Sehingga, menjadi seorang Teller, memang sangat amat terasa berat di awal, Dilan. Aku aja yang udah pendidikan ngerasa berat, apalagi kamu, ya?
Tapi teman-teman bisa melihat penampilan kami para teller cungpret yang sudah menjalani profesi ini selama setahun.
Gaya perlente, senyum sedikit angkuh. Bukannya sombong, hanya sudah merasa lebih percaya dengan kemampuan diri.
Dimana menghitung uang puluhan juta sih termasuk ringan,
ratusan juta bahkan milyaran pun dihadapi
tapi sialnya semuanya itu adalah,
duit orang.
hehe
Overview Buku Jungkir Balik Dunia Bankir
Kesan serupa juga kental teman-teman dapatkan di buku Jungkir Balik Dunia Bankir.
Di buku yang memiliki 220 halaman ini, kita bisa mengetahui lebih banyak bagaimana rasanya menjadi seorang Teller Bank. Dengan dimensi buku 14 x 20 cm, buku ini cukup ringan untuk teman-teman bawa kemana-mana. Ya kali aja ada yang mau baca di cafe atau sebagai teman bacaan kala di angkutan umum.
Terbagi menjadi 37 Bab, pengalaman Omnduut selama menjadi Teller sukses membuat saya tersenyum dan ngakak di beberapa bagiannya.
Bagi saya, yang notabene adalah mantan teller juga, ada beberapa hal yang menarik dalam pengalaman omnduut di buku ini.
Perbedaan paling mendasar tentu saja karena lokasi kerja kami yang sangat berbeda.
Sementara saya teller di sebuah Bank Kabupaten atau Desa, Omnduut adalah mantan Teller di sebuah Bank di tengah kota metropolitan.
Tapi yang tidak saya duga bahwa, nasabah di kota dan di desa setali tiga uang ajaibnya!
Maka saya salut karena Omnduut dengan baik sekali mengingat nasabah-nasabah ajaib tersebut mulai dari anak sekolahan hingga pedagang, mulai dari yang sok bossy hingga yang sangat baik hati.
Belum lagi pengalaman-pengalaman lainnya seperti suasana mistis di kantor, bolak-balik mengurus kesalahan sistem, hingga menghadapi nasabah yang tingkahnya cenderung tidak berpriketelleran bisa kita baca disini.
Dari sini kita bisa menilai bahwa ada seni tersendiri yang harus dimiliki oleh seorang Teller. Maka tidak berlebihan jika Omnduut membuat Judul Jungkir Balik Dunia Bankir, karena memang seperti itulah kenyataannya.
Seorang Teller tidak hanya harus bekerja secara SOP, namun juga harus bekerja dari hati untuk menghadapi nasabah yang berlainan sifat dan tindak-tanduknya.
Kebayang ga tuh. Kalau sehari menghadapi 50 nasabah, maka ada 50 sifat juga yang harus dihadapi oleh seorang Teller!
Bahwa meskipun ketika di depan Tunebank terlihat keren dan perlente, namun sebenarnya tetap banyak sekali masalah yang harus dihadapi oleh seorang Teller dalam kesehariannya.
Belum lagi kalau di akhir hari uang yang dipegang secara fisik berbeda jumlahnya dengan uang yang ada pada sistem, huaa rasanya pingin nangis guling-guling di banking hall layaknya anak balita.
Dan inilah yang menjadikan buku ini menarik. Di setiap babnya, Omnduut menceritakan dengan baik pengalamannya sebagai seorang Teller yang humanis.
Hasilnya? buku ini tandas saya baca sehari saja. Meski sedang melalui masa mual dan muntah di masa kehamilan awal, buku ini sukses menjadi penghibur dengan beragam cerita yang segar seperti es Mojito kesukaan saya, haha!
Harapan saya? tentu terus sukses ke depannya sebagai penulis untuk Omnduut Haryadi Yansyah. Dan cencu saja saya menantikan buku-buku karya Omnduut selanjutnya 🙂
Oh ya, bagi teman-teman yang ingin berkenalan lebih jauh dengan Omnduut bisa visit blognya di sini
Judul Buku : Jungkir Balik Dunia Bankir Curhat Gokil Mantan Teller Bank
Penulis : Haryadi Yansyah
Jumlah Halaman 220 halaman, 14 x 20 cm, 37 Cerita
Diterbitkan Oleh : Penerbit laksana, www.blogdivapress.com
Tahun Terbit : 2018
Harga : Rp.55.000
10 Komentar. Leave new
omnduuut memang kereen, kisah dirinya akhirnya release dalam bentuk buku dan curhatan gokilll hihiii
Apapun yg doi tulis selalu menarik untuk dibaca sih memang ?
hohoo setujuu
Huaaa makasih udah beli dan bikin ulasan segala. Jadi terharuuu. Amin, makasih buat semua doa-doa baiknya. Semoga kebaikan yang sama juga tercurah kepada si pemberi doa. Amin ?
Aamiin YRA. Ditunggu karya selanjutnya Om ?
omnduut mampu mengingat semua pengalaman nyebelin, nyenengin, nyusahin sama nasabah2nya, bahkan ke detil2nya ? Perfect!
Iya ingatannya itu yg bikin aku salut. Aku ndak punya ingatan sekuat itu. Skrg malah udah ga inget samsek deh sama nasabah2ku dulu. Beda umur emang ga bisa bohong euy ?
*kasih minyak angin sama koyo :p
*supaya ga mudah encok ?
wkwkwkw….